Selasa, 26 Mei 2015

Matinya Burung - Burung

Matinya burung - burung.

Judul : Matinya Burung - Burung (Kumpulan Cerita Sangat Pendek Amerika Latin).

Disusun dan diterjemahkan oleh : Ronny Agustinus.

Penyunting : Dea Anugrah.

Cetakan : Pertama, April 2015.

Penerbit : Moka media.

ISBN : 978-979-795-983-8




Blurb :

Kita baca semua yang pernah ditulis tentang cinta. Tapi ketika bercinta, kita dapati bahwa belum pernah ada yang ditulis tentang cinta kita.

(Marco Denevi [Argentina] - Kau dan Aku)


Seorang penumpang ke pramugari:
"Nona, kenapa pesawatnya tidak bergerak lagi?"
"Perjalanan sudah selesai, Pak, kita tidak sampai ke tujuan."

(Alvaro Menen Desleal [El Salvador] - Rute)


***

Kisah - kisah terhimpun di dalam buku ini ringkas, menghibur, sekaligus menawarkan kepuasaan khas usai menikmati karya - karya bermutu. Anda tidak perlu tersiksa oleh rasa penasaran sementara belum punya waktu luang, sebab buku ini bisa dibuka kapan dan di mana pun, dimulai dari bagian mana pun, dengan cerita - cerita yang bisa dituntaskan selekas membaca tweet atau pesan singkat.

Ditulis oleh pengarang - pengarang ternama Amerika Latin dan dialihbahasakan oleh Ronny Agustinus, salah seorang penerjemah terbaik Indonesia untuk karya - karya sastra berbagasa Spanyol, buku ini adalah bacaan penting dan menyenangkan yang kami sajikan untuk semua kalangan: mulai dari yang punya banyak waktu luang hingga kaum super sibuk; sebab kami percaya buku bagus adalah kebutuhan semua orang, termasuk Anda.



Resensi :

Sebelum menikmati karya cerpen Amerika Latin. Ronny Agustinus menuliskan pengantar yang tak begitu pendek, pengantar tentang sejarah tentang cerita sangat pendek. Dimulai dari fiksi mini yang populer di Indonesia. Bermula dari media twitter, harus sanggup menyuguhkan cerita dengan 140 karakter saja. Hingga saat ini, komunitas fiksi mini sangat berkembang, menulis buku, gathering, membikin video berdurasi pendek, hingga yang terbaru adalah menjadi tamu dalam sebuah acara di televisi, tepatnya Sapa Indonesia di salah satu stasiun televisi nasional.

Sedangkan perkembangan cerita sangat pendek dilatarbelakangi oleh kesibukkan masyarakat yang hampir tidak memiliki waktu luang untuk membaca cerita dari sebuah buku. Dan dikatakan oleh Ronny Agustinus bahwa Amerika latin adalah wilayah tempat cerita sangat pendek bertumbuh paling subur dalam kesustraan modern. Kendati dunia mungkin lebih mengenal sastra Amerika latin dalam bentuk novel - novel panjang.

Di dalam kumcer "Matinya burung - burung" terdapat 33 cerpen karya penulis Amerika latin. Matinya burung - burung merupakan cerpen Virgilio Pinera (Kuba). Jujur saja, butuh lebih dari satu kali untuk mencerna maksud dari cerita "Matinya burung - burung", jangan harap ini merupakan cerita romansa, cerita fabel atau cerita horor. Masih dibalut dengan kesustraan yang penuh filosofi.

Tak dapat dipungkiri, cerita sangat pendek mampu membuat emosi tersendiri, terkadang tak ada tokoh dalam cerita tersebut, yang merupakan pemikiran - pemikiran dari penulis, ending yang menggantung, atau berbagai twist yang membuat geleng - geleng kepala. 

Berikut salah satu cerita sangat pendek favorite saya :

Minimus 3 (Jose Lira Sosa [Venezueala])

Segalanya bergerak. Tak ada yang diam karena itu bertentangan dengan hakikat alam semesta, kata sang filsuf sambil meringkuk nyaman di sofa favoritnya.
-halaman 68-


Memang sih, yang saya adalah twist dari sebuah cerita, meskipun hanya berjumlah beberapa karakter saja, tapi mampu mencampur aduk emosi pembaca, ada juga sih cerita yang terdiri dari beberapa kata, namun masih lebih pendek dari cerpen.


"......Perlu tujuh kali reinkarnasi untuk bisa memakai semua sepatu tersebut. Sama sekali tak ada habisnya." -halaman 77-

Merupakan sepenggal cerita dari Guadalupe Duenes yang berjudul Sepatu Seumur Hidup. Bisa dikatakan, jika twist ending merupakan kunci utama untuk menulis cerita sangat pendek, dan berhasil membuat pembacamu terbawa emosi.


Tertarik untuk menulis cerita sangat pendek?

2 komentar :

moderasi dulu yaaa