Kamis, 26 Juni 2014

Omar Khayyam : Hati yang Tertawan Cinta dan Kebijaksanaan.

Omar Khayyam : Hati yang tertawan cinta dan kebijaksanaan.


Judul : Omar Khayyam (Hati yang Tertawan Cinta dan Kebijaksanaan).

Penulis : Harold Lamb.

Alih Bahasa : Tim e-Nusantara.

Penyunting : J.Hamzah.

Tahun terbit : Cetakan pertama, September 2008.

ISBN : 978-979-15836-10-2


Blurb : 

Sebuah kisah penuh liku. Omar Khayyam, salah seorang termashur di dunia, yang tersohor sebagai ahli astronomi, matematika, filsuf, sekaligus sufi, ternyata dalam perjalanan hidupnya menyimpan kisah - kisah pilu, baik dalam kisah cinta, proses pencapaian karya agung yang dikenang sepanjang masa, maupun proses pedih pencarian jati diri.

Kisah dalam novel ini bermula dari kegigihan Omar Khayyam sebagai anak muda yang gesit, berpikiran maju dan bebas. Pada mulanya kecerdasan yang dianugerahkan padanya menjadi sebuah berkah yang tak terhingga. Berkat kecerdasan dan ketangkasannya ia dapat merengguk kenikmatan asmara, kekayaan berlimpah dan jabatan bergengsi. Tetapi melalui kecerdasannya pula, seiring orang - orang yang dikasihi meninggalkannya serta nasib buruk menimpanya ia menjadi terpuruk ; terusir dari kerajaan tempatnya bertugas sebagai astronomi raja, menara observatorium beserta penemuan - penemuannya dibakar, bahkan ia dianggap sesat oleh para ulama ortodoks karena dianggap menyebarkan ajaran kafir. Yang sangat mengesankan dalam novel ini ada sebuah fase kehidupan Omar yang dijalani dalam gaya hidup hidonis sekaligus pemuja erotisme sebelum ia menyelami kehidupan sufistik.

Melalui sentuhan Harold Lamb yang berbakat dalam berkisah, Novel ini menjadi begitu mengagumkan, sangat unik, dan karena kepiawaian penulisnya yang mahir mencipta alur yang sulit ditebak, disertai penuturan yang dibumbui kisah asmara dan gaya penceritaan yang menegangkan seringkali mengejutkan dan membuat terpana para pembaca. Terbukti novel ini sudah diterjemahkan dalam beberapa bahasa dan dinikmati oleh jutaan pembaca di seluruh dunia.


Resensi :

Blurb di atas memang benar - benar aku tulis berdasarkan sinopsis buku yang ada di cover belakang buku. Padahal yang aku tahu, blurb merupakan sinopsis buku yang membuat pembaca penasaran dengan seluruh cerita, cara membuat penasaran para pembaca, salah satunya dengan membuat ending cerita seperti teka - teki agar pembaca membaca keseluruhan isi dari buku tersebut maupun adanya endorse yang membuat suatu buku layak dibaca. Tapi, dengan memperhatikan tahun terbit yaitu Tahun 2008, mungkin saja gaya menulis sebuah blurb ya seperti itu, tentang isi buku dan keunggulan buku ditulis oleh redaktur sebuah penerbitan.

Oke, aku mencoba resensi dengan gaya saya sendiri, meskipun sudah ada pandangan secara gamblang tentang buku Omar Khayyam ini. Omar Khayyam hidup pada jaman penjualan budak dan tawanan. Budak ataupun tawanan dilelang untuk mendapatkan harga tertinggi dari pembeli, tak terkecuali si Penjual atau penyedia budak atau tawanan yang hendak dilelang melakukan kelicikan, yaitu mengutus salah satu orang untuk menjadi pembeli (penawar harga), tujuannya tidak lain tidak bukan agar pembeli lainnya yang ikut menawar akan semakin menaikkan harga tawarannya daripada si penipu yang sudah bersengkokol dari Penjual. Budak yang memiliki kulit halus, tidak lecet ataupun dapat dimanfaatkan tenaganya, memiliki harga tertinggi. Para budak ataupun tawanan hanya bisa diam saat penawaran berlangsung, dan siap menjadi hamba setia bagi yang menawarkan harga tertinggi. Dari bangsa manapun (Turki, Arab, Abessinia, dan lain sebagainya) jika sudah menjadi budak akan tetap menjadi budak, dan mereka dapat dijual kembali jika pemilik mereka sudah bosan.

Novel yang ditulis Harold Lamb ini, menekankan pada kisah cinta dari Omar Khayyam, bagaimana Omar Khayyam bertemu dengan Yasmi, tampak sekali intrik dari perjalanan cinta mereka. Oke, jadi meskipun cerita ini mengambil dari Biografi Omar Khayyam itu sendiri, tapi tak lepas dari buku novel yang ya ada sentuhan fiksi. Tak hanya kisah cinta dengan Yasmi yang disorot, tetapi juga pertemuan Omar Khayyam dengan Aisya seorang budak yang mengingatkan kembali kenangan pada Yasmi.

Omar khayyam merupakan pemuda yang sangat cerdas, mungkin aku menyebut Si Omar Khayyam ini, pemuda yang berada di masa yang salah. Bagaimana tidak, Omar Khayyam menciptakan Kitab Aljabar, tetapi masyarakat menganggap kitab hitung ajaib. Ya, kecerdasaannya melebihi orang yang hidup pada masanya. Meskipun Omar Khayyam sangat disayang oleh Sultan, tak jarang jika Omar Khayyam disebut penyihir oleh masyarakat.

Ada kutipan menarik dari cerita Omar Khayyam. Omar juga terkenal karena dia seorang sufi dan penyair, dia sering berkumpul dengan teman - teman penyair, sufi dan teman dengan agama lain. Dan ini yang dikatakan oleh Omar Khayyam tentang Islam.

"Islam sendiri sebuah rumahyang terbagi - bagi, ada yang ortodok, ada kaum Ali yang mengikuti tradisi Ali, lalu ada orang - orang yang menantikan kedatangan Mahdi. Mereka semua percaya, namun menempuh jalan yang berbeda. Coba dengarkan cerita tentang gajah di India, pemelihara gajah pernah ingin memperlihatkan gajah kepada orang - orang yang ingin tahu. Tetapi gajah itu berada di dalam sebuah ruang gelap. Orang - orang yang ingin tahu datang meraba - raba gajah, karena mereka tidak dapat melihatnya. Orang yang meletakkan tangan di atas belalainya, berkata :"Sungguh, Makhluk ini seperti kipas." Dan orang yang ketiga sangsi lagi,"Dia sebuah tiang." Kalau ada orang yang membawa lilin ke dalam ruangan, maka apa yang mereka lihat tentu sama. - halaman 141.

Kehiduapan Omar Khayyam pun berubah 180 derjat, saat ia dianggap kafir oleh masyarakat dan pengusa, semua kitab - kitab yang ditulis oleh Umar Khayyam dibakar, hanya tertinggal Aisyah dan pengikut setia Omar yaitu Ishak. Namun keduanya diungsikan ke tempat yang lebih nyaman,

Khayyam, yang telah sekian lama menyulam ilmu,
Sudah putus benang hidupnya. Benar atau salah,
Gunting nasib telah memotongnya dan tiba giliran untuk dijual,
Diserukan kepada Dalal "terjual dengan sangat murah". - hal 246

Ending dari kisah Omar Khayyam memang menggantung, karena masih berlanjut kisah Omar Khayyam yang lain, meskipun nyatanya buku ini tidak ada serinya. Buku ini menekankan kisah cinta Omar Khayyam, jadi tidak ada bagaimana taktik perang, politik maupun intrik kekuasaan pada masa itu kurang dijelaskan. Apalagi dalam buku ini masih ada kata - kata asing yang malah tidak ada penjelasannya di catatan kaki.

Dari lima bintang, aku kasih 3 bintang deh karena memang suka dengan "rasa" Romance yang ditulis oleh Harold Lamb, romantis dan puitis.









6 komentar :

  1. Waduh mbak, awalnya kukira Omar Khayam yang pemeran Presiden Soekarno di Film Pengchianatan G 30/S/PKI. ternyata sastrawan arab

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan :D
      sastrawan, sufi dan pakar matematika :D

      Hapus
  2. Gemes sama buku yg endingnya nggantung tapi salut jg sama penulisnya..bikin pembaca penasaran...dan akupun jd penasaran pgn baca gegara review ini ;)

    BalasHapus
  3. Saya suka dengar nama Omar Khayam, tapi belum pernah baca karyanya. Kayaknya lumayan bagus ya bukunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. banyak kisah omar khayyam yang beredar, kalau buku ini fokus ke cinta dan kebijaksanan omar khayyam :D

      Hapus

moderasi dulu yaaa