Kamis, 23 November 2017

Dream if (Review + Giveaway)

dream if
Judul : Dream if

Penulis : Redy Kuswanto

Penyunting : Muhajjah Saratini

Penerbit : DIVA Press

Cetakan pertama, November 2017

ISBN : 978-602-391-467-8













Blurb :

“Pembukaan novel yang membuat haru ini akan langsung membuat pembaca terikat. Kisah memperjuangkan impian yang memikat.” Eva Sri Rahayu, novelis dan blogger.


Mimi tarmiyah memang sok cantik. Sejak kecil dia ingin menjadi artis. Alasannya cukup sederhana; ingin terkenal, memiliki banyak uang, hidup mewah, serta memilki seabrek fan yang memuja – mujanya. Kini, usia Mimi sudah mendekati tujuh belas tahun.

Ini waktu yang tepat untuk mewujudkan mimpi, menjadi artis. Seperti idolanya, Titin Tuminah Hona. Valdo melihat kesempatan saat melihat ambisi Mimi. Bersama Brian, ia memberi kesempatan Mimi untuk mengejar impiannya di Jakarta. Mimi bersedia ikut, mengabaikan nasihat ibunya; kekasihnya, Engkos; dan sahabat – sahabatnya. 

Mimi si gadis desa, harus mengakui kerasnya perjuangan di ibu kota. Menghadapi kegagalan dua kali, Mimi jadi ragu. Apakah ia akan melupakan mimpinya dan kembali ke desa, atau tetap bertahan karena impian harus diperjuangkan?

dream if


Review :

Mimi tarmiyah memiliki impian menjadi artis, mengikuti jejak Titin tuminah honah. Mimi memiliki sifat yang keras kepala, polos, naif namu teguh untuk meraih impiannya, meskipun suara yang dimiliki Mimi melengking, tapi tak menyurutkan niat Mimi untuk menjadi artis.

Ambisi dan keluguan Mimi hanya akan menjadi lahan subur bagi mereka yang menginginkan sesuatu yang tak baik. Mimi hanya menjadi korban kebrutalan orang - orang kota yang tak berkeprimanusiaan. Memikirkan hal itu, Engkos merasakan dadanya bergetar. Nyeri kembali menelusuk di relung hati. Perih yang mengiris - iris. (hal. 100).
Mimi meninggalkan orang - orang yang mencintainya di desa, Mimi memang keras kepala, bahkan begitu saja mempercayai orang yang baru ia kenal, Valdo dan Brian, hanya karena kedua lelaki tersebut, memberikan harapan - harapan akan impian Mimi yang pasti terwujud. Meski kenyataannya tak seperti yang Mimi harapkan. Haruskah Mimi kembali pulang dan mengubur impiannya, atau tetap berjuang di Jakarta, meski berbagai rintangan harus dihadapi Mimi seorang diri?

Novel ini menurutku Indonesia banget, dimulai dari setting, nama tokoh yang unik, hingga percakapan yang kalau dibaca tuh emang beneran berasa logat sunda, nggak terasa kaku. Percakapannya bisa mnggambarkan gerak - gerak, mimik muka para tokoh.

"Bukaaan! Bukan Si Badot!"

"Baju polkadot, Amaahh. Manaaa?"

"Ya ampuun, Mimi. Kecilin atuh radionya. Dari tadi kita teriak - teriak kayak orang gila! Suara Amah bisa habis! Apa yang kamu cari barusan?"

(hal 27).


yang unik di novel ini, adanya satu halaman yang secara gamblang mendeskripsikan fisik tokoh utama. Biasanya kan kalau fisik tokoh, hanya tersirat agar pembaca memiliki imajinasi sendiri. Eh ternyata


Novel remaja yang nggak melulu bahas tentang percintaan, ada sih romansanya tapi nggak begitu kental, selalu saja ada gesekan antara engkos, pacar mimi dan badot, mantan pacar mimi. Meskipun kedua pria memiliki niat baik untuk menolong mimi, tapi tidak dapat dipungkiri jika mereka selalu beradu argumen.

Seluruhnya novel ini bercerita tentang meraih impian yang tak semanis harapan dan bercerita tentang keluarga, khususnya keluarga Mimi.

Ada perasaan perih yang tiba - tiba hadir menyesaki dada. Mimi teringat ibunya di desa. - (hal 112)

Apakah Jakarta bisa begitu kejam mengubah seseorang menjadi sedemikian rupa? Tuhan, inikah sisi lain ibu kota yang sangat menjanjikan segalanya itu? - (hal 192)





Giveaway!!!

Yeaaayyy.. Sekarang waktunya Giveaway, akan ada satu buah novel Dream if untuk satu orang pemenang, untuk teman - teman yang belum beruntung ikutan Giveaway Dream if di host blog tour sebelumnya, bisa ikutan nih. 

Syaratnya :

  1.  Kamu tinggal di Indonesia.
  2. Wajib follow twitter @divapress01 atau like FB “Penerbit DIVA Press”. Kalau akunku twitter @MentionSari , IG @mentionsari bebas aja, boleh difollow, nggak difoloow, nggak nggak apa - apa😎
  3. share giveaway Dream if (link blog post ini) ke media sosialmu FB, IG, twitter (boleh pilih salah satu). Dengan mention @divapress01 @MentionSari jangan lupa hestek #DreamIfGiveaway. Kalau IG, bisa regram/repost info giveaway di akunku @mentionsari.
  4. Jawab pertanyaan di kolom komentar : Apa sih cita - citamu saat kecil? Apakah kamu berhasil mewujudkannya? Apa yang membuat kamu berhasil mencapai cita - cita atau apa yang membuat kamu tidak bisa meraih cita - citamu.
  5. Format jawaban di kolom komentar
          Nama :
          Domisili :

          Link share Givaway :

         Jawaban :


      6. Jawaban aku tunggu sampai tanggal 30 November 2017 pukul 21.00. Pengumuman pemenang ditunggu tanggal 1 Desember 2017, di blog post ini. Keputusan tidak boleh diganggu gugat. 😀

Selamat menjawab ^_^



SELAMAT KEPADA PEMENANG :


Nama : Riza Putri Cahyani
Domisili : Bogor
Link share : https://mobile.twitter.com/Zhaa_Riza23/status/933566176524824576?p=v

Jawaban :
Cit-cita aku saat kecil adalah menjadi detektif hehehehe. Sekarang aku sedang dalam proses mewujudkan cita-citaku. Hanya saja cita-cita menjadi detektif itu sekarang lebih spesifik yaitu menjadi seorang ilmuwan kimia forensik. Kimia forensik hampir sejalan dengan menjadi detektif karena membantu mengungkapkan bukti sebuah kasus. Kimia adalah bagian dari hidupku saat ini. Karena bukti-bukti yang diperoleh melalui analisis kimia menjadikan seorang detektif berhasil mengungkapkan sebuah kasus yang rumit. Walaupun saat ini aku masih dalam proses mewujudkan cita-citaku tapi aku yakin jalan itu telah terbuka lebar tinggal bagaimana aku mencapai ujungnya. Aku bisa mewujudkan cita-citaku karena dukungan kedua orangtua dan orang-orang disekitarku yang selalu meyakinkan aku bahwa tidak ada mimpi yang mustahil. Walaupun dulu banyak yg menertawakan mimpiku karena dianggap sebuah lelucon kartun tapi sekarang aku bisa membuktikan bahwa mimpiku menjadi seorang detektif bukanlah sekedar candaan anak kecil yang saat itu sgt menyuka serial detektif conan.

20 komentar :

  1. Nama :Rahmah
    Domisili : Surabaya
    Link share Givaway :https://twitter.com/amma_chemist/status/933478574106877952

    Jawaban : Ada cita-cita saya yang tidak terwujud sejak kecil, yaitu jadi Dokter.
    Saya tidak berhasil mewujudkannya karena ternyata bakat saya tidak ad apaada bidang itu. Saya pun tidak lulus mengikuti tes SPMB waktu itu. Hingga kemudian banting setir jadi dosen. Itupun hanya beberapa tahun karena setelah menikah, ada tanggung jawab besar yang harus saya emban sebagai ibu, mendidik anak aktif dengan segala keunikannya.
    Dan beberapa bulan lalu saya semakin yakin bahwa memang betul bakat dan minat saya tidak menjadi seorang dokter. Karena hasilnya, saya unggul di bidang lain yang harus saya asah.
    Saya tidak tahu bagaimana jadinya saya jika saya paksakan diri menjadi dokter. Well, semua punya jalan sendiri termasuk menjadi seperti sekarang.

    BalasHapus
  2. Nama : Sandra Hamidah
    Twitter: @Sandra_artsense
    Domisili : Bandung
    Link share Giveaway : https://mobile.twitter.com/Sandra_artsense/status/933507889678893056
    Jawaban :
    Halo kak, saya seneng banget kalo ada pertanyaan kayak gini. Sejak kecil saya bercita-cita untuk menjadi Seniman, ya saya ingin menjadi Maestro Pelukis yang membanggakan Indonesia. Saya sempat pesimis untuk meraihnya tapi karena tekad yang bulat, saya selalu menuliskan Seniman di setiap formulir yang menanyakan cita-cita. Alhamdulillah, meski saya tidak kuliah Seni Rupa, tapi pekerjaan pertama saya setelah lulus dari Jurusan Manajemen adalah Drawing Teacher, saya pernah menjadi Guru Ekonomi di sekolah, namun tidak lama dan kembali diterima mengajar gambar di sebuah Bale Seni di Bandung. Orang mungkin berpikiran saya ini salah jurusan, namun menurut saya ini adalah anugrah dimana ilmu kuliah diterapkan sehari-hari agar saya tetap bisa menjadi Istri dan Ibu rumah tangga yang tetap berkarya dan berprestasi. Saya sekarang masih dalam tahap belajar dalam ilmu seni lukis karena saya tetap harus memprioritaskan anak dan keluarga. Bagi saya, apapun jurusan sekolahmu, bukan berarti itu harus menghapus impianmu. Percaya diri, terus berlatih dan lihat apa yang akan terjadi? Semesta akan mendukungmu.

    BalasHapus
  3. Nama :Hana Nur Fithriyah
    Twitter : @Kekeidoaf
    Domisili : Majalengka
    Link share Give away : https://mobile.twitter.com/Kekeidoaf/status/933531247736786944?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C8839456245
    Jawaban :
    Kalo ngomongin soal cita-cita bisa dibilang aku labilan orangnya. Cita-cita waktu kecil itu pengen jadi dokter. Mungkin yang kutahu waktu itu cuma dokter dan guru. Lalu, karna banyak teman yang pilih dokter alhasil kepengen jadi dokter (ikut ikutan ceritanya)
    Waktu SD suka sama pelajaran IPA, tapi nilai UN lebih unggul di pelajaran Bahasa Indonesia. Waktu SMP suka sama pelajaran IPA dan nilai UN pun lebih unggul di Bahasa Indonesia. Disitu mulai mikir apa aku lebih suka pelajaran Bahasa Indonesia daripada IPA? yang jelas entah kapan mulai suka nulis nulis cerita, puisi dll itu dan sempat berpikir pengen jadi seorang Penulis. Setelah lulus SMP, kupikir bakal masuk SMA dijurusan sastra. Tapi kenyataan berbeda dengan ekspetasi. Disamping faktor ekonomi, orang tua pun setuju kalau aku dimasukan ke SMK dengan jurusan Akuntansi. Katanya "biar kalo udah lulus gampang nyari pekerjaan". Tentu saja awal awal ga suka sama keputusan orang tua sendiri. Tapi lama kelamaan aku jalani dengan sepenuh hati "Mungkin ini yang terbaik"
    Sampai sekarang, cita citaku menjadi seorang penulis. Kendala mungkin berada pada faktor "malas" karena tidak adanya dukungan dari orang - orang terdekat. Meskipun jurusan Di bidang ekonomi ga ada salahnya kan kalo cita cita menjadi seorang penulis? toh kita jadi apa nanti itu diri kita sendirilah yang menentukan.

    BalasHapus
  4. Nama : Riza Putri Cahyani
    Domisili : Bogor
    Link share : https://mobile.twitter.com/Zhaa_Riza23/status/933566176524824576?p=v

    Jawaban :
    Cit-cita aku saat kecil adalah menjadi detektif hehehehe. Sekarang aku sedang dalam proses mewujudkan cita-citaku. Hanya saja cita-cita menjadi detektif itu sekarang lebih spesifik yaitu menjadi seorang ilmuwan kimia forensik. Kimia forensik hampir sejalan dengan menjadi detektif karena membantu mengungkapkan bukti sebuah kasus. Kimia adalah bagian dari hidupku saat ini. Karena bukti-bukti yang diperoleh melalui analisis kimia menjadikan seorang detektif berhasil mengungkapkan sebuah kasus yang rumit. Walaupun saat ini aku masih dalam proses mewujudkan cita-citaku tapi aku yakin jalan itu telah terbuka lebar tinggal bagaimana aku mencapai ujungnya. Aku bisa mewujudkan cita-citaku karena dukungan kedua orangtua dan orang-orang disekitarku yang selalu meyakinkan aku bahwa tidak ada mimpi yang mustahil. Walaupun dulu banyak yg menertawakan mimpiku karena dianggap sebuah lelucon kartun tapi sekarang aku bisa membuktikan bahwa mimpiku menjadi seorang detektif bukanlah sekedar candaan anak kecil yang saat itu sgt menyuka serial detektif conan.

    BalasHapus
  5. Nama :Intan tri mufaqoti
    Domisili :Boyolali
    Link share : https://m.facebook.com/inthan.tieeam#!/story.php?story_fbid=1459933614105590&id=100002668963111

    Jawaban : cita citaku waktukecil dulu pengen jadi wartawan.gak benar benar berhasil jadi wartawan, meski gak pernah jadi warwan di media besar setidaknya pernah jadi wartawan cilik saat sekolah dan remaja. haha.namun saat ini orientasi saya berubah ada cita2 yang lebih besar yang ingin saya wujudkan, berasal dari keluarga yang tidak sempurna membuat saya ingin menjadi ibu yang terbaik, melewati setiap moment berharga bersama anak dan keluarga dan meninggalkan kenangan manis di setiap ingatan mereka. i just wanna be a good mom n wife.menjadi ibu terbaik bagi anak anaku dan memetakkan dan mengembangkan potensi mereka.

    BalasHapus
  6. Nama : Putri Lestari
    Domisili : Bogor
    Link share : https://mobile.twitter.com/putrijdbieb/status/933660784751607808?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C8526099036


    Jawaban: Saya sedari kecil memiliki cita-cita ingin menjadi jurnalis. Saya merasa menjadi seorang jurnalis selain memberikan berita berdasarkan fakta, kita juga bisa lebih dekat dengan orang lain dari berbagai latar belakang. Saya banyak membaca dan menonton berita agar bisa terus termotivasi. Sayang untuk saat ini belum bisa tercapai karena saya belum mampu kuliah untuk tahun ini, karena baru saja lulus SMA. Hendak masuk swasta pun terkendala ekonomi, karena orangtua saya harus membiayai kedua adik saya yang masih bersekolah. Hal yang lain membuat segelanya terasa terhambat adalah perang batin dalam diri meski saya akan terus berjuang untuk menjadi pahlawan diri sendiri. Untuk melawan setiap rasa takut, lelah, dan keputusasaan yang kerap menarikku untuk terus tenggelam, kalaupun nanti tidak menjadi seorang jurnalis saya berharap cita-cita lain itu mampu berguna untuk orang banyak. Karena tak pernah ada proses yang akan berhenti selama kita masih hidup.

    BalasHapus
  7. Nama : Dedik Ariyanto
    Domisili : Lamongan
    Link Share Giveaway : Twitter - https://twitter.com/ardeto_khan/status/933540655518773248
    Jawaban :
    Membicarakan tentang cita-cita masa kecil adalah hal yang menyenangkan Setiap anak punya cita-cita. cita-cita yang hanya sebagai ucapan anak kecil dan bisa juga cita-cita yang harus diwujudkan. Dulu saat aku kecil, setiap kali di tanya apa cita-citamu? aku jawab, ingin jadi Dokter. Ternyata tidak hanya aku, semua teman sebayaku dulu juga menjawab hal yang sama, ingin jadi dokter. seiring dengan bertambahnya usiaku, aku mulai mengerti apa itu cita-cita. Aku ingin menjadi GURU, sejak aku sekolah dasar. aku merasa terinspirasi oleh guru sekolah dasarku dulu. sejak itu aku ingin menjadi guru, guru yang baik seperti guru idolaku saat aku kecil. Aku berjuang untuk meraih cita-citaku, aku memantapkan diri untuk menjadi guru guru yang baik. Setelah lulus SMA, aku ingin meneruskan kuliah dengan jurusan pendidikan. tapi sayang langkahku untuk meraih cita-cita harus terhenti, ada perbagai macam kendala yang membuatku gagal untuk kuliah. tapi aku bukanlah orang yang mudah menyerah, aku mencari kerja sambilan, apa saja aku lakukan. Meskipun hati kecilku merasa bahwa cita-citaku tak akan terwujud. Setahun berselang aku memutuskan untuk kuliah, karena memang beban yang besar aku mengambil kuliah dekat dengan tempat tinggalku. Aku memilih jurusan komputer, di sini tidak ada jurusan pendidikan yang aku minati, mungkin aku sedikit pindah haluan, tapi cita-citaku masih sama, jadi guru. tapi ternyata ... cita-citaku hanya sekedar cita-cita anak kecil yang mungkin hanya sekedar angin yang lewat. Keinginan anak kecil yang belum mengerti apa-apa. 2 tahun setelah lulus kuliah, aku sama sekali tak pernah menyangka kalau cita-citaku akan terwujud. Aku mengirim banyak sekali lamaran pekerjaan dan kebanyakkan di tolak. Melamar menjadi guru juga ditolak. Hingga, aku bertemu dengan seseorang dan dia menawariku kerja, aku sama sekali tidak tahu. kerja apa juga masih belum tahu, aku ikut dan ... aku di terima untuk menjadi guru di salah satu SMK swasta, aku gemetar tidak menyangka, bahagia pasti, senang jelas. Do'a yang aku panjatkan setiap hari kini di kabulkan. perjuangku tidak sia-sia, aku telah mencoba banyak sekali pekerjaan, termasuk berjualan makanan ringgan keliling, membuka toko kecil-kecilan dan ikut berjualan di pasar. Tapi ketika kita bersungguh-sungguh, maka Allah akan mengabulkan keinginanmu. Sekarang meskipun cita-citaku sudah terwujud, aku tak pantang menyerah, aku terus belajar untuk menjadi guru yang baik, guru yang bisa bermanfaat bagi semua orang, guru profesional. dalam usaha mencerdaskan anak bangsa jangan setengah-setengah. Aku akan terus belajar, buah dari rasa sabar dan syukurku ini akan aku perjuangkan hingga nanti.

    BalasHapus
  8. Nama: Marlia Alvionita
    Domisili: Bandar Lampung, Lampung
    Link share: https://twitter.com/marlialvi/status/933681774671966209
    Jawaban: Saat kecil, cita-citaku sederhana. Yakni bisa punya banyak uang dan membuatkan rumah yg bagus untuk Kakek. Karena kala itu, Beliau masih tinggal di rumah tua dan berbagi tempat tinggal dengan keluarga Pamanku. Aku ingin bisa membuatkan Beliau rumah sendiri yang luas, yang ada Mushalla untuk beliau khusyuk beribadah. Aku sayang sekali pada Kakek,karena Beliau lah yg berlelah mengurusi saat masih kecil ketika kedua orang tuaku bekerja. Namun mimpi itu nyatanya tidak bisa tercapai. Karena Allah telah menakdirkan Kakek untuk lebih cepat berpulang ke sisi Nya sebelum aku sempat mewujudkan impianku. Namun yg pasti meski aku tidak bisa membuatkan rumah yg bagus di dunia semoga lewat doa-doa yg ku ucapkan, Allah akan bangunkan rumah yg bagus untuk Kakek kelak di Surga. Aamiin.

    BalasHapus
  9. Nama: Dewy Susilawati Utari
    Domisili: Bengkulu
    Link share: https://www.instagram.com/p/Bb2A-FejcD6/?taken-by=dewy.utari
    Jawaban: Kalau ditanya cita-tita, maka jawabannya terlalu banyak. Apa lagi sewaktu kecil, mau jadi polwan tapi mikirnya takut ditembak ditempat. Lalu menjadi dokter, sayangnya aku terlalu takut dengan bagian tubuh manusia yang terluka hehe. Lalu terpikir ingin menjadi ibu rumah tangga, aku sampai terkikik sendiri kalau mengingat hal itu. Bukankah setiap wanita pada dasarnya akan menjadi ibu rumah tangga, hingga akhirnya aku memutuskan untuk bercita-cita menajdi orang yang sukses, entah apapun itu pekerjaannya selagi halal, karena aku ingin semasa tua orang tua ku nanti anak-anaknyalah yang akan mengurusnya kelak. Kasian mereka sudah tua, dan jujur saja aku termasuk yang sangat bergantung pada mereka, terlebih mereka sudah semakin menua karena aku yang kian dewasa.Karena aku masih berumur 19 tahun, aku sedang berusaha keluar dari sangkar, yang terus mengeksplorasi diri.Semoga mamak yang sering sakit bisa diangkat penyakitnya, juga bapak bisa tercapai cita-citanya melihat anak-anaknya memakai topi wisuda. Aamiin.
    Semoga keinginan ku menerbitkan bukuku sendiri juga segera tercapai, aamiin.

    BalasHapus
  10. nama : farida
    domisili ; Pacitan_Jawa Timur
    link Sahre : https://twitter.com/farida_271/status/933907569021566976

    jawaban : zaman SD tahunya cita-cita cuma dokter, dan itu terus sampai SMP bahwa cita-citaku kelak adalah jadi dokter. tapi semua itu berubah haluan, setelah aku kelas 3 SMA, di saat aku atahu dan paham untuk menjadi dokter memang harus pintar aku sadar diri akan kemampuan otakku dan kempauan orangtua ku, karena sekolah kedokteran itu tidak murah.
    akhirnya banting sentir, habis kuliah ambil jurusan , jurusan sejuta umat manusia yaitu fakultas ekonomi.

    BalasHapus
  11. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  12. Nama : Nurul Aini
    Domisili : Bogor
    Link : https://mobile.twitter.com

    Jawaban : sejak saya duduk di bangku kelas 12 SMA saya ingin sekali menjadi seorang penulis yang terkenal. Dan akhirnya saya masuk ke jurusan Sastra Indonesia. Memang jurusan ini tidak mempelajari mengenai teknis menulis. Namun di sini ada banyak hanya yang membuat saya semakin berkembang dalam menulis. Tetapi sampai saat ini cita-cita yang saya bayangkan belum terwujud. Dan saya tetap akan terus mencobanya sampai apa yang saya inginkan tercapai. Never give up ....

    BalasHapus
  13. Nama: Monica Indah
    Domisili: Bogor
    Link share: https://twitter.com/MonicaIndah5/status/935132718240645120

    Jawaban: bicara soal cita-cita masa kecil sebenarnya ini hanya salah satu cita-cita yang aku miliki selama di SMP bahkan aku menulisnya didalam diary dan dibaca oleh orang tua ku, rasanya malu sekali haha. tapi cita-cita itu tidak dapat terwujud karena satu dan lain hal, aku ingin menjadi Miss Indonesia karena dulu aku suka menonton pemilihan Miss Indonesia di TV dan melihat mereka yang cantik, pintar dan anggun memunculkan keinginan dalam diriku untuk menjadi seperti mereka. tetapi cita-cita itu tidak dapat terwujud karena, semakin dewasa aku sadar kalau itu bukanlah hal yang menjadi prioritasku, dan semakin dewasa aku sadar kewajiban seorang muslimah adalah menutup aurat, dan itu menjadi alasan yang sangat penting bagiku. masih banyak cita-cita lain yang ingin aku wujudkan, dan aku masih berusaha untuk mewujudkannya :)

    BalasHapus
  14. Nama : Murni Dwi Prastiwi

    Domisili : Pasuruan, Jawa Timur

    https://mobile.twitter.com/murnidwi_/status/934731776689299456
    https://mobile.facebook.com/story.php?story_fbid=1906084876088133&id=100000599169274&fs=0

    Sekitar 2 tahun yang lalu ternyata saya baru tahu kalau saya menulis "Guru" sebagai cita-cita di salah satu buku saat saya masih Sekolah Dasar. Saat pertama kali melihat tulisan itu jujur saja saya sangat terkejut. Saya benar-benar lupa sudah menulis itu. Saya tidak mewujudkan cita-cita menjadi seorang guru karena saya lupa kalau ada cita-cita itu. Hehe. Konyol sekali, bukan? Sampai saat ini, meskipun tahu cita-cita saat kecil, saya tidak mewujudkannya. Saat melihat tulisan polos itu saya memikirkan banyak hal, tentang bagaimana saya dulu saat sekolah, bagaimana saat guru-guru saya mengajar, atau bagaimana tanggung jawab yang mereka pikul. Kalau diingat lagi, sebelum menemukan tulisan itu, saya pernah menjadi pengajar di tempat kursus. Awalnya saya hanya bertanggung jawab menjaga tempat kursus itu, tapi ternyata disuruh untuk menjadi pengajar juga. Mau tidak mau saya harus mencoba, saya pun mengajar satu murid, saat itu privat mengajar ilmu dasar Ms. Office. Saat saya mengajar, dia hanya manggut-manggut saja, begitu seterusnya sampai semua materi habis dan waktu ujian kursus tiba. Saya dibuat terkejut dengan hasil ujian murid saya. Nilainya hancur, saya sangat sedih melihat hal itu. Dan sejak kejadian itu saya tidak ingin mengajar lagi. Rasanya sangat sedih merasa gagal membimbing seseorang. Saat ini saya mencoba sebaik mungkin untuk mengejar cita-cita yang lain. Perlahan tapi pasti, semoga saja akan terwujud.

    BalasHapus
  15. Nama: Insan Gumelar CG
    Domisili: Surakarta
    Link: https://twitter.com/san_fairydevil/status/935300607056912384

    Jawaban:
    Apa sih cita - citamu saat kecil? Apakah kamu berhasil mewujudkannya? Apa yang membuat kamu berhasil mencapai cita - cita atau apa yang membuat kamu tidak bisa meraih cita - citamu.
    — Menjadi penyanyi. Enggak berhasil karena setelah besar aku sadar kalau aku ternyata pekak nada dan bersuara fals. Menyanyi pada akhirnya menjadi konsumsi pribadi dan orang-orang bertelinga kuat mendengar suaraku. Hehehe 😅😅

    BalasHapus
  16. Nama : Ratnani L
    Domisili : Jepara
    Link Share : https://twitter.com/ratnaShinju2chi/status/935382232578977792

    Jawaban :

    Sejak kelas 2 SMP ketika minat bacaku semankin tinggi, aku mulai bercita-cita menjadi penulis. Senang rasanya bayangin jika suatu hari namaku mejeng di koran dan sampul sebuah buku. Dan hal itu terus aku semai sampai SMA, bahkan dalam buku kenang-kenangan alumni, aku menulis "penulis" sebagai cita-citaku. :D


    Dan alhamdulillah akhirnya cita-cita itu kini sudah memasuki menjadi kenyataan. Kok memasuki? Karena memang baru sekitar tiga tahunan, aku mulai teringat kembali dengan mimpiku itu. Dulu, aku memang sempat berjuang, mengirim naskah ke berbagai majalah dengan bantuan teman yang sudah punya komputer. Sayangnya saat itu nasib belum berpihak padaku, banyak naskah yang ditolak, dan berakhir aku baca sendiri dengan teman-temanku di sekolah.


    Lalu di pertengahan tahun 2014, ketika aku bersinggunggan dengan dunia tulis menulis lagi secara tidak sengaja, niat dan semangatku langsung menggebu, bermodal nekat, belajar cara menulis secara otodidak dan usaha keras tidak mudah menyerah, akhirnya saat ini sedikit demi sedikit naskahku akhirnya bisa terbit. Ada yang terbit secara antologi atau bareng penulis lain dan alhamdulillah kini ada beberapa buku solo yang aku miliki (alhamdulillah sudah terbit sekala mayor atau nasional) dan aku juga berhasil membuat namaku mejeng cantik di berbagai koran di Indonesia. Naskah-naskah yang aku kirim akhirnya tembus juga di koran. :)

    BalasHapus
  17. Nama : Azizah Amini
    Domisili : Padang
    Link Share Give Away: https://web.facebook.com/az.azizah.524
    Jawaban
    Cita-cita saya saat kecil ingin menjadi pegawai di salah satu bank. Saya belum berhasil mewujudkannya karena sekarang saya masih berstatus sebagai mahasiswa dan sedang berjuang untuk mewujudkannya.

    BalasHapus
  18. Nama: Desita Wahyuningtias
    Domisili: Surakarta
    Link share Givaway: https://twitter.com/desitaw97/status/936025949442736128

    Jawaban: Guru Seni Rupa. Sebenarnya belum bisa dikatakan gagal karena aku belum memasuki dunia kerja. Tapi aku telah menganggapnya gagal karena ya memang aku sudah tidak mengejar itu. Dalam perjalananku menuju cita-cita masa kecilku itu, aku bertemu dengan bidang lain yang jauh lebih mampu membuatku rela mengerahkan usahaku untuk meraihnya.

    Siapa yang mengatakan A telah mengatakan A -Jan Erik Vold-, dan itu bukan berarti ia harus meneruskannya hingga Z. Aku telah menanggung semua konsekuensi saat aku ingin menjadi guru seni rupa, tetapi aku aku rasa aku tidak punya kewajiban untuk bersetia dengan itu. Banyak hal di dunia ini yang membutuhkan kompromi serta perubahan.

    Meski aku mengatakan aku gagal, tapi aku tidak merasa sedih karena telah berganti haluan, aku tetap bersyukur pernah mengenal dunia seni rupa. Berkat itu aku bisa bertemu orang-orang hebat lainnya, orang-orang yang berkecimpung di sastra. Ceritanya cukup panjang. Yang jelas peralihan itu terjadi sejak kelas 5 SD - SMP dan kini aku benar-benar berkecimpung di sana. *^_^*

    BalasHapus
  19. Nama: Rizki Fitriani
    domisili: Sidoarjo
    link share: https://twitter.com/Kikii_Rye/status/936242879051075585
    jwaban.

    saat kecil aku berkeinginan menjadi seorang pramugari. selain karena cantik-cantik mereka juga pintar dan bisa terbang kesana-kemari. sejak saat itu akumembulatkan tekad, aku belajar keras supaya pintar dan bisa berenang melewati awan. namun cita2 itu harus kandas disaat nominal meteran mengatakn bahwa tinggiku tidak mencapai tinggi ideal seorang pramugari.

    BalasHapus
  20. mengemaskan ceritanya. terima kasih

    BalasHapus

moderasi dulu yaaa