Jumat, 04 Juli 2014

Alice On The Outside : Sedihnya jadi orang pinggiran!

alice on the outside

Judul : Alice On The Outside (Sedihnya jadi orang pinggiran!)

Penulis : Phyllis Reynolds Naylor

Alih bahasa : Vina Damajanti

Editor : Primadonna Angela

Penerbit : Gramedia pustaka utama

Tahun terbit : Cetakan pertama, Maret 2008

ISBN : 978-979-22-3593-7


Blurb :

Menjelang usia 14 tahun, awalnya dipusingkan urusan mana yang trendi dan mana yang kuno. Namun, nyatanya di usia tersebut berbagai hal baru terkuak baginya. Mulai dari mendapat pelajaran hubungan se*s dari sepupunya yang keren dan dewasa; Pekan peningkatan kesadaran yang menyebalkan tapi sangat bermanfaat dari segi moral; menghadapi Marlyn yang diputuskan Lester, abangnya; teman sekelas yang ternyata memiliki perasaan yang berbeda dari cewek pada umumnya, ulang tahun yang penuh kejutan, dan pesta dansa yang dinanti - nanti.

Begitu banyak yang dialami Alice! Kira - kira bisa nggak ya Alice melalui semua ini dengan menyenangkan? Soalnya, akhir - akhir ini dia juga merasa bagaikan orang pinggiran. Sering tersisihkan, bingung mau ikut siapa. Normalkah perasaan ini, atau Alice saja yang merasa berbeda?

Resensi :

Alice on the Outside  (Alice, #11)
cover buku versi asli (sumber : goodreads).

Alice on the outside merupakan buku terakhir dalam seri Alice, kali ini Alice menjalani kehidupan seorang remaja berusia 14 tahun yang dalam kehidupannya serba canggung. Umur 14 tahun belum bisa dikatakan dewasa, tapi umur 14 tahun juga bukan lagi anak - anak, inilah yang membuat Alice dan kedua temannya Elizabeth dan Pamela selalu mencari jawaban dari setiap pertanyaan yang muncul dari pengalaman mereka. Apakah saat kita pacaran boleh dekat dekat laki - laki lain hanya bertujuan menambah pengalaman untuk berkenalan dengan laki - laki lain? Bagaimana teman - teman sekolahku jika aku setia dengan satu pacar hingga dua tahun, apakah mereka akan menganggapku dan pacarku telah menikah diam - diam. Dan masih banyak lagi pertanyaan - pertanyaan yang muncul dari gadis 14 tahun ini, apalagi pertanyaan tentang se*.

Melontarkan pertanyaan tentang se* tak semudah yang Alice dan kedua temannya bayangkan, Alice memiliki Ayah dan Kakak laki - laki bernaman Lester. Jika Alice bertanya tentang se* kepada Ayahnya, pastinya Alice akan dicurigai telah melakukan hal - hal gila dengan Patrick (pacar Alice) padahal Alice hanya ingin mengetahui lebih dalam tentang se*. Jika bertanya kepada Lester, pasti semua pertanyaan yang dilontarkan Alice menjadi canggung. Jalan satu - satunya adalah bertanya kepada Carol, sepupu Alice yang pernah menikah muda saat usia yang sangat belia. Carol membuat Alice sangat nyaman, sehingga rahasia apapun yang diceritakan kepada Carol, Alice merasa lega seperti menceritakan kepada saudara perempuannya sendiri. Jawaban yang diberikan Carol membuat Alice semakin bersemangat untuk menggali lebih dalam.

"Kurasa kita bisa saling membicarakannya - saling mengenal dengan baik sebelum menikah. Kalau seorang cowok hanya memikirkan se*, dan kalian nggak memiliki persamaan dalam hal lain, maka mungkin cowok itu kurang tepat bagimu" - Carol - halaman 27.

"Jangan lihat film, Alice. Nggak banyak membantu. Semua kelihatan mudah. Seorang pria dan wanita naik ke keranjang, bercinta, gila - gilaan, keduanya sampai pada saat yang sama dan.." - Carol - halaman  29.

"Karena cewek ingin cowok menganggapnya seksi, maka cewek mendesah dan mengerang dan melakukan apa saja yang dilakukan wanita di film. Lalu si cowok pikir dirinya hebat, dan terus melakukan hal - hal yang menyenangkan baginya, dan mungkin saja itu nggak menyenangkan bagi si cewek. Tunggulah saat seseorang yang benar - benar kaucintai datang dalam hidupmu, Alice, yang cukup kaucintai hingga kau mau menikah dengannya - lalu kau bisa membicarakan hal - hal seperti tu." - Carol - halaman 30.

Alice juga mengalami pasang surut dalam berteman dengan kedua sahabatnya, Elizabeth dan Pamela. Saat sekolah mereka mengadakan Pekan Peningkatan Kesadaran yang mengenang peristiwa rasial. Selama satu minggu penuh, Semua murid harus mengenakan tanda berupa bulatan sebagai simbol kasta setiap anak berdasarkan warna rambut. Jika anak yang memiliki rambut hitam maupun gelap, maka mereka berada di kasta yang tertinggi dan memiliki keistimewaan di sekolah (mendapat jatah makan yang enak berupa daging yang lezat, melewati tangga depan, dll), sedangkan anak dengan rambut merah agak gelap maka mereka menduduki kasta tengah, sedangkan anak yang memiliki rambut pirang atau terang merupakan murid dengan kasta yang paling rendah. Peristiwa ini tentu saja berdampak dengan kedekatan Alice, Elizabeth dan Pamela. Elizabeth yang memiliki rambut hitam gelap,  berubah menjadi nona cantik yang memiliki segala keistimewaan bagaikan putri raja. Sedangkan Pamela yang memiliki rambut pirang atau terang, merasa menjadi murid terbuang, hal ini membuat Pamela semakin akrab dengan para bikers yang suka mentato dan mengecat rambutnya warna - warni. Alice merasa kedua sahabat baiknya berubah saat Pekan Peningkatan Kesadaran dimulai, dan Alice mendapat teman baru yang menyenangkan yaitu Lori.

Karakter Alice yang ceplas - ceplos dan rasa ingin tahu yang amat sangat besar membuat semua pertanyaan yang diucapkan Alice terasa lugas dan lucu, bahkan untuk masalah yang personal sekalipun. Karena Alice merasa tidak ada yang tabu di dunia ini untuk ditanyakan, daripada Alice merasa tersesat dengan pertanyaan yang menggerombol di pikirannya, lebih baik Alice bertanya ini - itu dengan orang yang ahli dan membahasnya dengan kedua temannya.

Permasalahan demi permasalah yang sering dihadapi oleh para remaja, dikupas di sini. Mulai dari hal personal (mengenai sek*) dibahas di sini, tentunya kata - katanya tidak vulga*. Maupun cerita tentang bagaimana mempererat persahabatan.

Karena memang karakter Alice yang mencerminkan remaja yang ingin tahu apa saja di dunia, aku beri 3 bintang dari 5 bintang. Karena kurang sreg juga dengan terjemahan, yang membuat aku mengulang ceritanya.

3 komentar :

moderasi dulu yaaa