koleksi pribadi |
Penulis : Ninna Rosmina
Penerbit : GagasMedia
Editor : Mita M.Supardi
Desain sampul : Dwi Annisa Anindhika
ISBN : 979-780-642-1
Halaman 313 halaman
Blurb :
Cintaku tak bisa habis untuknya.
Naif, tapi itulah cinta yang kurasa.
Tak sepadan dengan waktu yang selalu tepat waktu.
Tapi tahukan kamu di mana letak ironisnya situasi ini, ketika menyadari cintaku ternyata berbanding terbalik dengan perjalanan waktu.
Pinyaku ini nyaris mustahil. Tapi, jika memang bisa, sudikah waktu berhenti sejenak untuk mengabulkan inginku, agar bersamanya lebih lama lagi? Karena bersama dia selamanya pun sebenarnya tidaklah cukup..
Resensi.
Jika kita memiliki kesempatan yang kedua, pastinya kita akan melakukan sesuatu yang belum kita lakukan sebelumnya atau bahkan menjadi lebih baik. Vio, sewaktu sekolah dipanggil Dawai, memiliki sebutan gunung es karena pendiam dan merasa lebih pintar dari teman - temannya (memang benar - benar pintar). Dibalik itu semua, Dawai memang memikul beban berat saat di sekolah yang seharusnya dihabiskan untuk bermain dengan teman seusianya.
Adalah karena suatu musibah yang dialami Dawai (kemudian ketika kuliah berganti nama Vio) merubah 180 derajat sikap Vio. Dulu, merupakan gadis gunung es, berubah menjadi gadis yang ramah dan enerjik dan menyenangkan. Diceritakan, Vio semacam menulis list apa yang akan dia lakukan di secarik kertas.
Mencintai Cello, adalah keinginan terbesarnya. Cello yang ditemuinya beberapa tahun lalu merupakan anggota sebuah band . Vio berjuang sekuat tenaga agar satu kampus dengan Cello. Meskipun pada akhirnya berhasil. Namun, itulah awal cerita percintaan Vio dengan Cello. Percintaan yang tak mudah bagi Vio, karena memang Cello berbeda karakterdengan Vio. Semakin dekat hubungan mereka dan semakin dalam Vio masuk ke dalam kehidupan Cello yang ternyata rumit dan susah untuk dipecahkan. Vio, merupakan orang yang peduli dengan keluarga Cello yang bisa dikatakan broken home.
Ketika membaca novel ini, aku pikir membicarakan tentang dunia musik, karena nama tokohnya berkaitan dengan musik (Cello dan Dawai) eh ternyata mengupas tentang kehidupan percintaan anak kampus teknik. Ya berharap besar sih kalau mengulas lebih banyak tentang bandnya Cello atau yang berkaitan dengan musik.
Buku dengan tebal 313 halaman tidak hanya berpusat kepada dunia Vio, tetapi juga membahas konflik kehidupan Cello dan sahabatnya. Begitu juga kehidupan Vio sebelum mendapatkan kesempatan kedua itu. Ada beberapa Bab yang disediakan oleh si penulis untuk membahas tuntas masa lalu Vio (flasback). Iya sih itu mempermudah untuk kita benar - benar memahami seluk beluk tentang Vio. Jadi, flashback tidak berupa adegan sepintas dalam dialog ataupun narasi yang nyelempit di sela - sela cerita.
Endingnya memang sedih, tapi bahagia, nah loh bingung kan. Karena ketika membaca keseluruhan, memang seharusnya begitu sih endingnya, enggak memaksa untuk hidup bahagia selama - lamanya.
Aku tahu kalau Tuhan itu Maha Adil, aku diciptakan oleh-Nya dengan sangat sempurna tanpa kekurangan satu apapun dan aku diberikan akal untuk berpikir. Bahkan sampai detik ini, aku tetap merasa sempurna. (Violina Dawai Martadipura).
Join us blog aku ya: riskakse.blogspot.com
BalasHapusJoin back blog aku ya : www.riskakse.blogspot.com
BalasHapuskalau baca buku atau apa pun yang berbau cinta atau roman, kagak pernah nyambung otaknya alias bukan tipikal pembaca genre tsb :(
BalasHapuslah kalau gitu genre apa yang disukai :D
Hapuspercintaan anak kampus yah.. mmm jd pgn baca :)
BalasHapussedih tapi bahagia? penasaran... kukira ini td buku motivasi, dilihat dr judulnya.. trnyata nopel ya :D
BalasHapustebel juga 313, itu melulu percintaan???? wew.....
BalasHapusberubahnya Dawai sampe 180 derajat itu, masih logis nggak? jd penasaran..
BalasHapusnovel debut nih ya kaya'nya, mampir postinganku juga yaa di : http://www.riawanielyta.com/search/label/IRC%202014. Makasih :)
BalasHapusMakasih ya sudah review novel aku ^^
BalasHapus