Kumcer "Tentang Kita" |
Judul : Tentang Kita.
Penulis : Reda Gaudiamo.
Editor : Herlina P.Dewi
Cetakan : I, April 2015
Halaman : 205 halaman.
Penerbit : Stiletto book.
ISBN : 978-602-7572-37-9
Blurb
Kumpulan cerpen Reda Gaudiamo ini ditulis dalam rentang waktu yang cukup panjang: dari akhir 1980-an hingga 2014.
Warna dari masa ke masa cukup terasa pada beberapa cerpen. Tetapi ada satu hal penting penting yang mengikat satu cerpen dengan cerpen yang lain : semua berkisah tentang keseharian, tentang hati, dan cinta manusia biasa.
Resensi.
Kumpulan cerpen (kumcer) yang ditulis oleh Reda Gaudiamo terasa istimewa saat aku membaca sebuah tulisan cantik yang ditulis oleh pemimpin redaksi tabloid wanita ternama. Seorang pemimpin redaksi menanti – nanti hadirnya kumcer dari Reda Gaudiamo. Apa istimewanya?
Menulusuri daftar isi, terdapat tujuh belas judul cerpen, judul yang sangat sederhana, yaitu : Ayah, Dini, dan Dia ; Mungkin Bib Benar ; Anak Ibu ; Potret Keluarga ; Tentang Kita ; 24 X 60 X 60 ; Si Kecil ; Perjalanan ; Bayi ; Menantu ; Taksi ; Minggu Dini Hari ; Aku: Laki – Laki ; Maaf ; Cik Giok ; Dunia Kami ; Pada Suatu Pagi.
Ayah, Dini, dan Dia merupakan cerpen pembuka. Bercerita tentang kedekatan antara anak (Dini) dan Ayah. Tema yang diangkat memang sederhana, bagaimana ketakutan Ayah ketika Dini ketika memilih pasangan hidup, apalagi pasangan hidup yang dipilih dini (Yos) tak jauh berbeda dengan Ayah yang juga seorang seniman. Ayah tak ingin masa depan Dini sepeti Ibunya, yang rela melepaskan kesempatan emas agar tidak menciptakan perbedaan besar hanya karena Ayah seorang seniman. Saat muda, Ayah memiliki impian besar untuk memiliki galeri, impian yang tak kunjung terwujud, apalagi kebutuha hidup yang semakin mendesak, akhirnya Ibu Dini harus bekerja untuk biaya pendidikan Dini dan mencukupi kebutuhan hidup. Dari pengalaman hidup yang Ayah lalui, tak ingin sekalipun Dini merasakan apa yang Ayah rasakan saat hidup merasa “kalah” dari Ibu Dini sebagai wanita karir. Apalagi lelaki yang dipilih Dini hanya seorang pegawai yang berstatus bawahan Dini.
“Pak, kami tak ingin saling mengalahkan. Tapi juga tak ingin bersikap saling mengalah dengan berlebihan hingga menghancurkan satu sama lain. Kami ingin dan akan berjalan seiring”. (halaman 21).
Kemudian…
Oke, cerpen ini tak sesederhana yang aku pikirkan, karakter Ayah dan Dini begitu “hidup”, ikatan antara anak dan Ayah begitu dekat. Penulis menciptakan suasana kedekatan antara anak dan Ayah. Setelah membaca cerpen “Ayah, Dini, dan Dia” membuatku senyum – senyum sendiri. Ya, Ayah memang seperti itu, lelaki pencemburu ketika anak gadisnya mulai tertarik dengan lawan jenis, apalagi ketika memperkenalkan lelaki lain ke keluarga, Ayah juga yang akan pasang badan sebelum benar – benar melepaskan anak gadisnya untuk membangun keluarga kecil.
Kemudian curhat…
Mari kita fokus!
Bagiku, cerpen yang menggelitik adalah “Aku: Laki – Laki”. Iya, sederhana sekali ceritanya, tentang laki – laki yang jatuh cinta. Jatuh cinta yang membuatnya tampak bodoh, mirip ayam sakit, gampang marah, dan yang bikin gregetan reaksi perempuan yang ia taksir terkesan biasa – biasa saja. Hei! Laki – laki memang ditakdirkan untuk “menembak”! rasakan kau laki – laki!
Cerpen “Tentang kita” ikut andil dalam membuat perasaan nggak menentu. Tema yang diangkat merupakan tema yang long lasting. Pasangan muda yang baru saja menikah, diselimuti ketakutan – ketakutan akan materi dengan alasan agar anak – anak tercukupi kebutuhannya, pemikiran idelisme pasangan muda jika jenjang karir akan membawa kehidupan rumah tangga akan lebih baik. Tapi, tanpa sadar mereka melupakan yang paling berharga dari sebuah keluarga, yaitu hadirnya buah hati.
“Lalu tempat tidur tampak lengang. Kedua tubuh berbalik, saling membelakangi. Tiba – tiba ruangan terasa dingin. Sangat dingin”. (halaman 66)
Kumpulan cerpen yang sebagian besar memiliki tema tentang keluarga, meskipun ada juga berkisah tentang percintaan anak muda. Dimulai dari judul yang sederhana, alur cerita yang cerita yang sederhana, namun saat cerpen selesai dibaca, selalu ada sesuatu yang dapat “diambil” dari setiap cerpen, cerpen yang bikin miris (cerpen: “Taksi”), cerpen yang penuh pembelajaran (cerpen: “Pada Suatu Pagi”). Justru kesedehanaan ini sebagai nilai plus dari kumcer ini. Ada juga yang menurutku sangat menonjol dalam tulisan Reda Gaudiamo yaitu karakter yang kuat. Penciptaan karakter yang kuat ini memang diperlukan dalam menulis kumcer, karena setiap selesai membaca cerpen pastinya sebagai pembaca akan terbayang – bayang dengan karakter dalam cerpen. Dan mau tidak mau pastinya akan membandingan cerpen sebelumnya (cerpen yang sudah dibaca) dengan cerpen yang sedang dibaca. Kerennya, tidak ada karakter yang sama dalam cerpen yang satu dengan cerpen yang lainnya. Sebut saja karakter Ayah yang banyak muncul dalam kumcer. Tetapi, penulis dapat membedakan karakter Ayah sebagai single parent, Ayah sebagai pegawai kantoran, Ayah sebagai business man, Ayah dan lain sebagainya.
Ah.. ini bukan cerpen yang sederhana…
Kumcer sederhana ini merupakan kumcer yang pernah muat diberbagai majalah ternama di Indonesia, lho..
Tuh kan, kumcer “Tentang Kita” lebih dari kumcer sederhana…
*****
Mau kumcer “Tentang Kita” secara gratis? Yuk ikutan Giveaway #TentangKita . akan ada 2 buah kumcer “Tentang Kita” untuk 2 orang pemenang. Cara untuk ikutan Giveaway #TentangKita sebagai berikut :
1. Follow Twitter @Stiletto_Book dan @MentionSari
2. Like Fanpage Stiletto Book di https://www.facebook.com/stiletto.book
3. Share giveaway blog tour ini di media social masing-masing dengan mention Stiletto_Book dan @MentionSari , jangan lupa hashtag #TentangKita
4. Menjawab pertanyaan di kolom komentar. Pertanyaannya adalah ceritakan momen yang paling berkesan saat bersama keluargamu (momen sedih, bahagia, konyol, momen apa saja).
5. Format jawaban di kolom komentar :
Nama :
Akun twitter :
Akun facebook :
Link share giveaway blog tour ini :
Jawaban :
Mudah kaaaan…
Periode Blog Tour “Tentang Kita” Tanggal 11 April – 13 April 2015
Pengumuman pemenang Tanggal 14 April 2015.
Pkl 12.00WIB
wah tertari niiii, ikutan ga yaaa
BalasHapusNama: Zubaidah Hariyani
BalasHapusTwitter: @zhube89
Fb: Zubaidah Hariyani/
Hariyanizubaidah@yahoo.co.I'd
Link share GA:
https://mobile.twitter.com/zhube89/status/586693735926337536?p=v
Pertanyaan:
"Ceritakan momen yang paling berkesan saat bersama keluargamu (momen sedih, bahagia, konyol, momen apa saja)."
Jawaban:
Dulu dari SD-SMA ayah suka banget ngajak keluargaku tiap malam minggu ke daerah Citra Niaga (Samarinda) buat makan malem & ngumpul-ngumpul bareng. Setiap ke sana pasti adeku yg cowok muntah terus soalnya dia ga bisa perjalanan jauh klo pake mobil sampe aku sering ngolokin dia wkwkwkwk :D Pernah ada saru kejadian di mana dia sampe sekarang aku panggil dengan sebutan "pak Ijo" itu kejadiannya klo g salah waktu aku SMP, waktu itu kami baru mau berangkat ke tempat biasa ngumpul keluarga tapi belum juga jalan adeku itu udah muntah, karena jengkel aku bilang dia kampungan & lebih cocok di panggil "Pak Ijo" dibandingkan Izul :D ini pengalaman bareng keluarga yg paling berkesan karena sekrang udah ga bisa lagi soalnya yang laen udah pada nikah & kedua orang tuaku sudah mulai menua :'(
Nama : Ade Delina Putri
BalasHapusAkun twitter : @adedelinaputri
Akun facebook : Ade Delina Putri
Link share giveaway blog tour ini : https://twitter.com/adedelinaputri/status/586785160940556288
Jawaban :
Kejadiannya tahun lalu, aku SMS minta jemput kakakku pas pulang kuliah. Tapi lama nggak ada jawaban, akhirnya aku telepon rumah. Di rumah cuma ada ayah dan ibu. Ayah saat itu lagi sakit. Cuma karena malam dan aku takut juga pulang sendirian, ayah terpaksa jemput. Setelah sampai kampus dan naik motor, kami berdua jatuh. Mungkin karena kondisi ayah sudah pusing banget. Orang-orang bantu kami untuk bangun.
Selama di jalan, ayah merutuk kakakku yang nggak menjawab SMSku. Begitu sampai di rumah, aku ketakutan. Ketakutan ayahku akan marah pada kakakku. Dan benar saja, pas kakak pulang, ayah marah tak terkontrol. Aku yang merasa bersalah hanya bisa nangis dan bilang ayah untuk berhenti marah. Bukan Cuma karena nggak menjawab SMSku, omelan ayah melebar kemana-mana. Bertanya dari mana saja kakakku, dan segala macamnya hingga masalah-masalah lain. Sampai ibuku keluar dan ikut menangis. Ya, kami sekeluarga akhirnya menangis. Dari situ, kakakku memeluk ayah dan ibu. Akupun juga sama. Itulah detik paling mengharukan sepanjang kisah keluarga kami.
Nama: Rahmah
BalasHapusAkun Twitter: @amma_chemist
Akun FB: www.facebook.com/chemistrahmah
Link share GA: https://twitter.com/amma_chemist/status/586865612523175936
Jawaban:
Momen yang paling indah saat bersama keluarga adalah saat Ayah (ketika beliau masih hidup) ulang tahun. Memang sih kalau ulang tahun pasti ajang berkumpul dan penuh suka cita. Tetapi buat ultah Ayahku sedikit berbeda.
Momennya menjadi lebih meriah karena dirangkaikan dengan malam tahun baru masehi. Ya, Ayah saya "dipaksakan" ulang tahun tanggal 31 Desember. What? Dipaksakan? Hehe.. iya dipaksakan. Alasannya karena dulu kakek dan nenek dari Ayah tidak sempat lagi menuliskan tanggal lahirnya. Hanya tahunya akhir tahun saja. Dan pada tahun 2009, itulah momen terakhir kebersaman kami lengkap. Karena tahun berikutnya Ayah sudah tiada. Entah menjadi firasat atau bukan, Ayah memang sempat seperti keceplosan dan mengatakan begini: "Apa bisa tahun depan seperti ini lagi?"
Nama : Yuni Marliasari
BalasHapusAkun twitter : @ndah_unie
Akun facebook : Yuni Marliasari
Link share giveaway blog tour ini :
Jawaban :
sebenarnya moment senang, sedih kocak n moment" yang lainnya banyak banget, tapi sepertinya momen sedih aja soalnya moment itu yang terakhir kali bunda alami, belum lama ini ayah masuk rumah sakit dan harus dioperasi karena ayah bunda menderita penyakit hernia yang sudah amat akut, sedihnya engga bisa nemenin karena bunda sendiri jauh, anak" sekolah, usaha engga ada yang pegang kasian suami klo ditinggal sendiri yang ada kayak kapal pecah rumah ntarnya. ya sudah semua diserahkan sama adeku yang bontot disana komuniksi via hp, bbm WA semua dilakukan sedih bukan main klo liat orang tua sakit mending kita aja yang sakit. aniwei operasinya lancar dan dah sehat lagi tinggal masa" pemulihan :)
Nama : Yuni Marliasari
BalasHapusAkun twitter : @ndah_unie
Akun facebook : Yuni Marliasari
Link share giveaway blog tour ini : https://twitter.com/ndah_unie/status/587183970703450112
Jawaban :
sebenarnya moment senang, sedih kocak n moment" yang lainnya banyak banget, tapi sepertinya momen sedih aja soalnya moment itu yang terakhir kali bunda alami, belum lama ini ayah masuk rumah sakit dan harus dioperasi karena ayah bunda menderita penyakit hernia yang sudah amat akut, sedihnya engga bisa nemenin karena bunda sendiri jauh, anak" sekolah, usaha engga ada yang pegang kasian suami klo ditinggal sendiri yang ada kayak kapal pecah rumah ntarnya. ya sudah semua diserahkan sama adeku yang bontot disana komuniksi via hp, bbm WA semua dilakukan sedih bukan main klo liat orang tua sakit mending kita aja yang sakit. aniwei operasinya lancar dan dah sehat lagi tinggal masa" pemulihan :)
Maaf post 2X lupa link share GAnya :)
Nama : Wulansari
BalasHapusAkun twitter : @woelancywol
Akun facebook : https://www.facebook.com/woelan.cywol
Link share giveaway blog tour ini :https://twitter.com/woelancywol/status/587250478909558785
Jawaban :
Ehm, dibilang momen berkesan juga tidak, hanya saja momen itu masih teringat betul dalam benak saya. Waktu itu, saya masih di Pare untuk menuntut ilmu. Saya masih ingat, itu adalah Minggu kedua saya di sana, dan saya akhirnya pulang ke rumah. Saat di rumah saya mendapati nenek saya sedang sakit. Memang beliau sakit-sakitan, namun kali ini terlihat berbeda. Fisik beliau semakin buruk. Bahkan, ibu bilang sebelum itu nenek harus dipapah untuk ke kamar kecil.
Malam kepulanganku waktu itu, seperti sebuah firasat. Saya ingin tidur dengan nenek kala itu, namun melihat fisik beliau yang kurang baik, saya takut jika nantinya akan menindih nenek ketika tidur, akhirnya saya urungkan niat tersebut. Keesokan harinya, saya kembali ke Pare dan selang beberapa hari kemudian saya diminta pulang oleh keluarga.
Akhirnya, saya menjaga nenek di rumah sakit Kala itu, nenek sudah tak mengenaliku. Beliau seperti seorang anak kecil yang harus dikenalkan dengan anggota keluarga satu per satu. Malam terakhir aku menjaganya, Nenek pergi meninggalkan cucunya yang kerap kali mengompol dipangkuannya kala masih kanak-kanak.
Sejak kecil, saya sudah tidur dengan nenek. Kebiasaan itu berlanjut hingga dewasa ketika saya pulang ke rumah karena memang saya belum mempuanyai kamar sendiri. jadi, saya sangat merasa kehilangan dan menyesal kenapa malam itu saya tidak tidur saja dengan nenek kala beliau masih mengingat saya.
:)
Nama : Reni Judhanto
BalasHapusAkun twitter : @ReniJudhanto
Akun facebook : Reni Judhanto
Link share giveaway blog tour ini : https://twitter.com/ReniJudhanto/status/587423705220780032
Jawaban :
Momen yang paling berkesan saat bersama keluarga adalah : saat aku wisuda. Pada saat itu bukan saja aku merasakan kebahagiaan yang luar biasa karena Keluarga (orangtua dan adikku) berkumpul bersamaku, juga sahabat dan calon suami ikut hadir dan berbagi bahagia bersamaku.
Namun di saat yang bersamaan aku merasakan sedih dan haru secara bersamaan, karena seluruh keluarga, sahabat dan calon suami merahasiakan sebuah berita duka dariku hanya untuk tidak membuatku berduka pada saat hari bahagiaku itu.
Jadi, malam sebelum aku wisuda, sahabatku (yang mendadak 2 hari sebelum wisuda memutuskan pulang ke Jakarta dan ini sempat membuatku kecewa) memberi kabar ke calon suamiku dan juga sahabatku yang lain bahwa ibunya meninggal dunia. Namun dia melarang calon suamiku, sahabatku dan juga orang tuaku mengabarkan hal itu padaku. Dia berpesan, setelah wisuda aku selesai barulah mereka boleh mengabariku.
Jadi, selama acara wisuda berlangsung, keluargaku, calon suami dan juga sahabatku berupaya menyembunyikan itu dariku dan mereka melakukan apa saja untuk menyenangkan hatiku sampai sore hari.
Barulah sore hari, sesaat sebelum keluargaku pulang, kabar duka itu disampaikan padaku.... dengan sangat hati-hati. Jadilah, sore itu aku menangis setelah seharian aku berbahagia bersama keluarga, calon suami dan juga sahabat2ku lainnya.
Itulah momen yang tak akan pernah aku lupakan dalam hidupku. Demi tidak merusak hari bahagiaku, keluargaku (dan juga sahabat dan calon suamiku) menyembunyikan berita yang dapat membuatku berduka saat itu.
Nama : Lianny Hendrawati
BalasHapusAkun Twitter : @lianny
Akun Facebook : https://www.facebook.com/lianny.hendrawati
Link share giveaway blog tour :
Twitter : https://twitter.com/lianny/status/587443400946819072
Facebook : https://www.facebook.com/lianny.hendrawati/posts/829469667135043
Jawaban :
Banyak momen bersama keluarga yang pasti tak akan terlupa, baik itu kenangan sedih atau bahagia. Yang paling dekat dalam ingatanku adalah saat lebaran Idul Fitri tahun lalu. Biasanya tiap lebaran, keluarga kami berkumpul bersama, mama, papa, aku, 2 kakakku dan adikku bersama keluarga masing2. Biasanya menyewa villa di Tretes dan menginap semalam, ngobrol, masak bareng, bakar ikan rame-rame. Lebaran tahun lalu kembali keluarga kami berkumpul bersama, tetapi saat itu bukan untuk liburan di villa, melainkan karena kakak perempuanku berpulang ke rumah Tuhan. Kakak sudah masuk rumah sakit 3 hari sebelum lebaran dan berpulang tepat pada saat lebaran tiba. Tuhan sudah mengatur semua, entah kok pas banget saat lebaran, saat semua anggota keluarga datang. Kata Mama, mungkin kakak menunggu kami semua berkumpul. Ya, momen bersama keluargaku saat itu tak akan pernah hilang dari ingatanku, satu orang tercinta telah pergi, lebaran nanti kami akan berkumpul kembali dengan anggota keluarga yang berkurang satu. Tapi setiap momen bersama keluarga, sedih atau bahagia, apapun itu, tentu wajib kita syukuri.
Nama: Khusnul Khotimah
BalasHapusTwitter: @khsnl_flyers66
Facebook: https://m.facebook.com/khusnul.khusnul.18?ref=bookmark
Link share: https://twitter.com/khsnl_flyers66/status/587462871639961602
Bicara tentang momen yg berkesan, sebenernya tiap momen itu pasti meninggalkan kesan tersendiri, apalagi tentang keluarga hhee :)
Saya mau cerita pas momen saya bareng keluarga di sidoarjo, waktu itu ada acara hajatan gitu dirumah saudara, tau lah klw acara gitu2 pasti emak2 pada rempong. Bajunya lah, make up nya lah, sendalnya lah dan apalah apalah haha :D
Semua saudara waktu itu berkumpul, dri yg tinggalnya jauh sampe yg deket ketemu disitu, bisa dibilang ini juga ajang reuni keluarga besar yg untuk ketemu pun mngkin harus nunggu lebaran, soalnya tinggalnya pada jauh, di tambah lagi dengan kesibukan masing2, makin sulit ketemunya. Dan disitu kadang saya mikir, kebersamaan bareng keluarga itu mahal harganya, belum tentu di kedepan hari kita bisa kyak gini bareng keluarga. Selagi kita ada wktu jngan disiasiain, manfaatkan sebaik baiknya :)
Nama: Anis Antika
BalasHapusTwitter: @AntikaAnis
Facebook: www.facebook.com/cessa.tom
Link share: https://twitter.com/AntikaAnis/status/586873444429463552?s=02
Jawaban: Momen keluarga paling berkesan dan nggak akan pernah bisa dilupain kecuali kalau amnesia, adalah momen sebelas tahun lalu. Saat itu adikku--cowok yang lahir setahun setelahku, cowok yang seperti saudara kembarku--didiagnosa sakit usus buntu akut. Nyawanya hampir tak tertolong. Sekujur tubuhnya membiru dan mengejang. Dokter sempat salah perkiraan separah apa sakit adikku. Operasi dijadwalkan beberapa hari ke depa. Tapi akhirnya dipercepat setelah melihat hasil USG. Telat sehari saja di operasi, adikku dipastikan nggak tertolong. Syukurlah, Tuhan masih menginginkan adikku hidup. Hingga sampai sekarang, aku masih bisa menyentuhnya, melihatnya, bercanda dengannya.
Nama : Fita
BalasHapusTwitter : @fitania09
Facebook : phieta cutz
Link share :
https://twitter.com/fitania09/status/587471120275648513?s=01
Pertanyaan:
Ceritakan momen yang paling berkesan saat bersama keluargamu (momen sedih, bahagia, konyol, momen apa saja).
Jawab :
Yang paling berkesan buat ku itu pas aku diajak ortu berbelanja stok jeruk nipis di pasar Induk Gadang di kotaku, ibu ku sendiri adalah pedagang jeruk eceran di pasar lokal.Saat itu umur ku masih 5 tahun dan aku harus bangun di pagi buta tepat pukul 1 dini hari sontak saja udara dingin membuatku malas untuk berjalan ke kamar mandi tapi ibu tetep memapahku untuk turun ranjang. Beberapa menit kemudian kami telah siap dan pergi dengan mengandalkan angkot sewaan tetanggaku. Lambat laun angkot berjalan pelan, semilir udara pagi membuat tulangku sedikit ngilu,sedikit demi sedikit aku mulai bergeser tempat duduk ke pojok belakang guna menyandarkan kepala ku yang tak kuasa menahan kantuk berlebihan. Akhirnya bapak tau kalau aku masih mengantuk kemudian bapak menyuruhku tidur di pangkuannya. Sambil membenahi jaketnya beliau mengatakan "tidur o disini ae" ya ampun rasanya nikmat banget dan itu bener2 momen yang gak bisa aku lupain. Hangatnya pangkuan bapak serasa membawa ku ke dunia fantasi sampai tak terasa kami telah sampai di pasar. Meski hanya 1/2 jam tapi rasanya cukup membuat kantuk ku hilang.
Momen seperti itu kadang aku rindukan saat sudah besar seperti sekarang, semoga akan selalu ada momen indah bagi keluargaku.
I love you mom & dad :)
Nama : Isna Farhatina
BalasHapusAkun twitter : @isnastarr
Akun facebook : Isna Farhatina
Link share giveaway blog tour ini :
https://twitter.com/isnastarr/status/587488267982868480
https://twitter.com/isnastarr/status/587489030327025665
Jawaban :
The one and only. Peristiwa 7 hari setelah acara wisudanya ayahku pada 7 Mei 2006. Ayah kuliah di Semarang. Kami Pergi ke Semarang bersama Bude (tante) ku. Waktu itu usiaku masih 10 tahun. Kata Mama, aku kakak, dan adikku perlu pendambing agar tidak lepas pengawasan ketika ayah sedang gladi bersih. Sebelum gladi bersih, ayah mengajak kami semua ke gramedia. Nah, Budeku merasa antusias ketika melihat satu rak berisi buku perkuliahan. Ketika itu, beliau ngobrol sama Mama mebahas rencanya ingin kuliah lagi xD aku bersama adikku cekikikan karena usia Bude yang sudah (cukup) tua ingin melanjutkan kuliah. *apa jadinya?* Aku dan adikku merasa bosan karena tidak tertarik sama salah satu buku pun, akhirnya kami berdua berkeliling toko buku tsb dan disalah satu sudut terdapat stand permainan anak. Ketika kami bermain, Bude tiba-tiba datang dg Mama. Bude jg ikutan bermain xD. Setelah itu, kami semua pergi ke villa ayah deket dengan kampusnya. Sembari ayah bersiap-siap nunggu jamnya gladi bersih, Bude ternyata membawa 2 buah jeruk bali. Itu pertama kalinya aku makan jeruk bali. heheheh
Selama ayah sedang gladi bersih yg ditemani mama, kami berempat (aku, bude, kakak, dan adikku) tidur siang sebentar..... sebenarnya aku tidak tidur, namun pura-pura tidur agar tidak dimarahi Bude. Aku sedang asyik bermain hp dan memotret wajah bude yg teduh.
2 hari setelah acara wisuda, kami pulang ke Pekalongan (kampung halamanku). Ketika perjalanan pulang, Bude terus saja bercerita keinginannya untuk kuliah. Ayah menyambut baik keinginan Budeku itu.
Dan 7 hari setelah itu, Budeku jatuh sakit. Aku sedih bukan main. Sebab, ia ibu keduaku. Karena sejak berusia tiga tahun aku diasuh beliau karena tuntutan pekerjaan mama. Bude dilarikan ke rumah sakit, setelah sebelumnya aku memberikan beliau kolak pisang. Aku tidak sempat ikut mengantarkannya kerumah sakit, karena Les. Setelah pulang les, aku dapat kabar kalau Bude telah meninggal. Waktu itu, aku gugup tak menentu. Ngendarai motor kebuuuuuuut banget sangking kepengen ketemu Bude. Ternyata benar, Bude telah meninggal.
Itu satu-satunya moment aku bersama Bude. kenangan terakhir bersama Bude. Dan foto pertama serta terakhir bersama Bude di album wisudanya Ayah :'( Terpendam sudah keinginan Bude untuk melanjutkan kuliah :')))
Terimakasih kak^^ Sukses selalu.
Nama : Ila Rizky
BalasHapusTwitter : @ila_rizky
Fb : Ila Rizky Nidiana
Link share : https://mobile.twitter.com/ila_rizky/status/587493663053389824?p=p
Jawaban :
Senja tampak merona di batas cakrawala langit. Magrib hampir menjelang, dan ayah memutuskan untuk membaca yaasin bersama2 sebelum shalat magrib. Saat itu, uyang, adik laki2ku terlambat pulang selepas mengikuti eskul di SMP. Ia pulang dengan wajah kuyu, sambil menuntun sepeda masuk ke dalam rumah. Ayah segera menyambutnya dengan sedikit tegas. Segera sebuah pertanyaan memberondong adikku. “Habis kemana kamu? Kok gak inget waktu. Eskul ya…eskul. Tapi mbok ya ingat waktu. Masa sampe mau magrib baru pulang. “ Belum sempat jawaban keluar dari mulut adikku, titah paduka raja segera terucap. “Udah, mandi dulu sana, habis itu…sholat magrib, dan baca yaasin 3x.” Adikku terkaget, tak menyangka hukuman yang akan ayah berikan sedemikian berat. Tilawah yaasin 3x? Hah?! Aku tak sanggup membayangkannya. Padahal, Uyang belum makan apapun sejak siang. Hukuman itu sama aja seperti menamatkan hampir 1jus sekaligus. Tilawah tanpa berhenti, apalagi minum. Capek nian mulut ini. :P
Seusai tilawah dan sholat isya, tanpa sempat makan apapun untuk mengganjal lapar di perutnya, ia masuk ke dalam kamar dan, … segera tertidur dengan sukses. Padahal belum ada lima menit pipinya menempel pada bantal. Capek kali yaa… Hihihi…
Setengah jam berlalu. Aku masih sibuk menonton Tv. Tiba2 ibu terteriak, “Hei, pak…Uyang kenapa tuh. Kok tiba2 ngigau gitu. Pake baca yasin segala. Tuh kan beneeer, bapak sih salah… Orang anaknya lagi capek juga, bukannya disuruh makan dulu, eh malah suruh tilawah. Yaasin 3x?? Kasian tuh sampe kebawa2 mimpi.” Mendengar itu, aku berlari ke kamar adikku. Haah?? Beneran!! Ngigo sambil baca yaasin? Keren amat yaks!! Wah, hebat tuh taktiknya. Kalo gitu terus tiap hari, bisa hafal Qur’an cepet donk, gurauku. Hehe…
Nama: Aya Murning
BalasHapusTwitter: @murniaya
Facebook: Aya Murning
Link share: https://twitter.com/murniaya/status/587472501577355264
Jawaban:
Ini momen yang sepatutnya disebut serem dan aneh. -___-
Ibu saya 8 bersaudara. Beliau anak tertua. Nenek masih tinggal di kampung dan hidup berdua saja dengan adik mama yang bungsu. Kakek sudah lama meninggal, jauh sebelum saya lahir.
Si bungsu belum menikah dan masih perawan. Alasannya? Kurasa karena ada satu penyakit yang tidak biasa yang dia alami selama belasan tahun belakangan ini. Sulit dinamakan dan dijelaskan penyebabnya apa. Tapi tidak hanya itu alasan mengapa tidak ada orang yang bisa nyaman dengannya. Sifatnya yang super duper sensitif membuat orang sekitar jadi serba salah jika harus berhadapan dengannya.
Pernah beberapa tahun silam, saya dan keluarga pulang ke rumah nenek. Saya lupa itu dalam rangka apa. Di suatu siang, mama dan nenek serta 3 adiknya--termasuk si bungsu yang duduk di kursi denkat jendela, tapi dia hanya duduk dan diam--sedang santai ngobrol sambil guling-guling di ruang makan yang cukup luas di rumah nenek. Saya asyik nonton tv di depan, sedangkan papa dan pakcik (oom) tergoler tidur di belakang saya.
Brak! Glepak! Glepuk! Tiba-tiba aja saya dengar suara itu berasal dari ruang makan. Ternyata si bungsu sedang beraksi menghantam kursi plastik hingga kaki kursi itu patah. Mengibaskan sapu ke arah mama dan yang lainnya sampai kepala sapu itu lepas dari gagangnya. Langsung aja saya bangunin papa & pakcik. Lalu mereka langsung memegangi badan si bungsu supaya tidak berontak.
Semua orang dewasa di ruangan itu dikata-katain deh pokoknya oleh dia. Segala omongan jorok pun keluar dari mulutnya. Dia nampak sedang kesetanan. Badannya memang kurus, tapi papa & pakcik harus sekuat tenaga demi menahan gerakannya. Nenek lari ke kamar mengambil bandage panjang (yang biasanya dipakai untuk melilit luka patah tulang dsb).
"Itu untuk apa, nek?"
"Kali aja perlu buat ngikat tangan dan kaki dia kalau masih berontak."
Rasanya pengin ketawa denger pernyataan nenek itu. Tapi tertawa hanya akan memperkeruh suasana dan membuatku jadi sasaran kataan si bungsu.
"Lepasin aku!"
"Kalau mau dilepas, berhenti berontak. Berhenti ngomong kotor. Janji dulu!" Ancam papa.
"Iya!"
Well, untungnya setelah dilepas itu dia tidak berontak lagi. Tapi tetap saja sesekali mulutnya ngomong jorok. Entahlah, seperti para tetua di situ salah semua di mata dia, padahal nggak ada yang ngapa-ngapain dia.
"Kenapa dia berontak, ma?"
"Entah! Nggak ada pasal. Kami lagi ngobrol biasa di sini malah tiba-tiba aja kami diserang. Nggak ada pula kami ngomongin dia kalau pun itu yang bikin dia marah."
Sejak kejadian itu, suasana rumah nenek jadi panas. Kami semua nggak ada yang diramahin oleh si bungsu. Semua dimusuhi termasuk nenek dan saya. Tiap kami lewat di depannya atau berpapasan, matanya seolah memancarkan sinar laser yang bisa membelah badan lawannya. Karena itu, kami memutuskan untuk ngungsi ke rumah adik mama yang nggak jauh dari rumah nenek. Gimana bisa betah di sana kalau ada musuh dalam selimut?
Tahu nggak yang lucunya itu apa? Setelah kami pulang ke rumah kami masing-masing, next time pas kami ke rumah nenek lagi, dia udah bersikap biasa lagi. Tapi kalau kami lama-lama stay di sana, tindakan brutal dia bisa kumat lagi dan kami jadi dimusuhi lagi. Aneh kan? Itulah yang bikin kami capek, capek dari perjalanan yang jauh ditambah tekanan batin oleh dia tiap nginep di rumah nenek. :(
Nama : Agatha Vonilia Marcellina
BalasHapusAkun twitter : @Agatha_AVM
Akun facebook : Agatha Vonilia Marcellina
Link share GA : https://twitter.com/Agatha_AVM/status/587551893817167873
Jawaban : Momen paling berkesan dalam hidupku saat seluruh keluarga pergi ke gereja mengikuti perayaan misa Natal bersama. Kedua orang tua ku selalu memberi berbagai macam alasan menolak pergi ke gereja. Aku selalu sendirian. Memang benar ke gereja cukup seorang diri tidak masalah yang penting hatinya. Tetapi hatiku merasa hampa dan sedih ketika melihat keluarga-keluarga lain pergi ke gereja bersama. Ingin sekali rasanya seperti mereka.
Keinginanku pun terwujud di hari spesial. Natal 2014. Papa, mama, aku dan adikku dapat mengikuti misa Natal bersama. Jarang sekali adikku mau ikut ke gereja karena sibuk dengan permainan games online. Malah mungkin tidak pernah sama sekali.
Momen ini sangat berharga bagiku. Momen yang tidak akan pernah tergantikan oleh apapun. Walaupun sesekali mama atau papa atau adikku mau menemaniku ke gereja, aku bahagia sekali. Kehampaan dan kesedihanku berangsur-angsur menghilang.
Semoga minggu-minggu selanjutnya aku dapat merayakan misa dengan keluarga yang utuh lagi.
Ikutan
BalasHapusNama : jiah muanis
Akun twitter : @jiahjava
Akun facebook : jiah al jafara
Link share giveaway blog tour ini : https://mobile.twitter.com/jiahjava/status/587578204426080257
Jawaban : dulu jaman aku masih batita tangan Bapak pernah kena gergaji. Ditelapak tangan gitu deh. Otomatis kerja pake tangan gak bisa. Anaknya 4 piyik2 butuh makan. Jadilah bu e turun tangan. Akunya yg sdh disapih tiap malam nyemil sementara bu e nambal ban. Jd ya tambal ban cantik yg masuk tipi tuh kalah mah sama bu e. Sampe skrg di keluarga cuma bu e perempuan satu2nya yg bs nambal ban. Akunya bisa mompa doang. Kebersamaannya, ya mgkn kalo bu e gak mau nambal di jaman bahula, kita anak2nya gak tau mau makan apa.
Nama : Rini Cipta Rahayu
BalasHapusTwitter : @rinicipta
FB : Rini Cipta Rahayu
Link Share : https://twitter.com/RiniCipta/status/587620713126699010
Moment yang paling berkesan bersama keluarga.. Hmm? Sebenarnya semua moment yang kami lalui bersama adalah moment yang berharga, berkesan dan selalu meninggalkan makna yang tidak terlupakan. Tapi, ada satu moment yang paling menyenangkan menurutku..
Jadi, aku suka dengerin radio. Suatu saat, radio itu berulang tahun dan mengadakan kuis, berbagi-bagi rejeki bersama salah satu provider. Aku berusaha ikut kuis itu dibantu oleh mama, nyoba berkali-kali dan akhirnya berhasil. Di kesempatan kuis selanjutnya, mama juga pengen ikutan. Setelah mama berhasil, eh bapakku juga ikut nyoba peruntungan. Pokoknya kami saling bantu, entah dengan nyari jawaban kuisnya atau nyoba telepon biar jadi yang tercepat. Akhirnya kami bertiga lolos dan mendapatkan hadiah pulsa ratusan ribu.
Nah, pas pengambilan hadiahnya kami jadi paling rempong. Sekeluarga diboyong sekalian untuk liburan. Kami ikutan main games dan bapak ternyata berhasil jadi pemenang gamesnya. Hari itu seru banget! Kami benar-benar bergembira dan berhasil memaksimalkan potensi yang ada wkwk..
Nama : rizqa nurul hidayanti
BalasHapusAkun twitter : @nurul_rizqa
Akun facebook :rizqa nurul hidayanti
Link share giveaway blog tour ini :https://twitter.com/nurul_rizqa/status/587630643883814912
Jawaban :
Yang paling berkesan adalah kumpul sambil nonton tv. Mau sebentar atau lama momen itu sangat penting dan berkesan karena saat nonton tv breng itu semua orang berkumpul nonton sebuah acara yang kadang2 harus berebut channel, Ibu suka dangdut, mas suka india, bapak suka 7 harimau dan aku nggak suka acara indonesi. kadang2 saat nonton breng bapak sering komentar soal acara itu. Komentar2 itulah yang aku rindukan. Berhubung aku sedang kuliah di luar kota sehingga momen nonton tv bareng sangat jarang dan sangat berkesan karena seluruh keluarga bisa berkumpul setelah aktivitas masing-masing.
Nama: neneng Lestari
BalasHapustwitter: @ntarienovrizal
Fb: Neneng Lestari (Akun fb sementara terblok, gak bisa komen atau pun ngelike fanpage semoga gak mempengaruhi penilaian)
link share: https://twitter.com/nTarienovrizal/status/587635640893706240
Jawaban
Ceritakan momen yang paling berkesan saat bersama keluargamu (momen sedih, bahagia, konyol, momen apa saja)
Momen bersama keluargaku itu banyak banget, bahkan kalau di ceritain bakal gak kelar 10 halaman hehe. Tapi ada momen konyol yang baru terjadi beberapa minggu yang lalu.
Ceritanya, aku sekeluarga beserta suami dan anakku yang berumur 6 bulan di undang kerabat jauh dalam sebuah acara. Kalau istilah orang aceh sebutnya “kenduri” semacam syukuran gitu. Tapi lebih meriah lagi. Nah jaraknya itu sampai 2 jam perjalan menggunakan mobil.
Ketika pergi, suamiku yang nyetir. Sedangkan papa duduk di samping karena suamiku itu belum punya sim hehe (malas bikin katanya). Perjalanan menuju ke tempat tujuan berjalan lancar dan aman. Nah yang gak aman itu pas perjalanan pulang dan giliran papa yang nyetir.
Aku baru tau kalau papa dan mama itu baru 2x ke daerah tersebut. Dan pas pulang Papa ambil jalan pintas. Mama udah peringatkan, jangan coba-coba ambil jalan pintas karena belum hapal jalan disitu. Mana SPBU gak keliatan daerah situ. Takutnya nyasar, mutar-mutar dan bensin habis. Si Papa ngeyel tetap ambil jalan tersebut, yakin dengan pilihannya itu. Aku sich diam aja. Kalau papa yakin, yah berarti aman donk sebenarnya.
Justru kata mama itu benar. Kami nyasar. Bensin tinggal setengah. Mama ngomel-ngomel sepanjang perjalanan, sumpah pusing dengarnya. Sebagai penengah, aku bilang ke Papa supaya nanya ke orang jalan keluar dari daerah sini kemana, tapi entah gengsi atau gimana si papa tetap kukuh sama pilihan jalannya itu. Bukannya makin baik, tapi makin buruk. Kami terdampar di daerah asing.
Mulai dech suara mama yang merdu itu terngiang-ngiang ditelinga. Percaya sama aku, kalau dengar mama ngomel, bisa sakit jantung. Kayaknya efek omelan mama berdampak baik, papa mau nanya jalan ke penduduk situ dan barulah ketemu jalan keluarnya.
Menurut aku sich konyol banget pengalaman ini. Mungkin bagi papa menyedihkan kali ya haha. Itu buat aku semakin bertanya, kenapa sich cowok itu susah banget ngaku dirinya nyasar dan tetap kukuh gak mau bertanya. Padahal pepatah udah bilang, malu bertanya sesat di jalan.